KAMPUNG ADAT DUKUH - GARUT
Kampung Dukuh termasuk dalam kawasan Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet.
Jarak kampung dukuh dari desa Cijambekurang lebih 1,5 Km, sedangkan dari
pusat kota kurang lebih 101 Km. untuk mencapai lokasi ini bisa ditempuh
dengan kendaraan pribadi atau juga dengan kendaraan umum sampai
Kecamatan Cikelet, dilanjutkan dengan jasa angkutan ojeg sampai lokasi.
Luas kampung Dukuh kurang lebih 1,5 Ha, terdiri atas 3 bagian atau
daerah, yaitu Dukuh Dalam, Dukuh Luar, dan Makam Karomah. Kampung Dukuh merupakan salah satu
perkampungan tradisional (kampung adat) yang masih menganut kepercayaan
nenek moyang, masyarakat masih mematuhi Kasuaran Karuhun ( Tabu/Nasihat
Leluhur).
Keunikannya adalah keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat. Terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah yang bertingkat. Setiap tingkatan terdapat sederetan rumah yang membujur dari Barat ke Timur. Upacara Moros salah satu manisfestasi masyarakat Kampung Dukuh yaitu memberikan hasil pertanian kepada pemerintah menjelang Idul Fitri dan Idul Adha. Ciri khas lainnya tidak terpengaruh/tergoyahkan oleh kemajuan zaman, seolah-olah tidak mengenal perkembangan ilmu dan teknologi.
Kampung Dukuh merupakan area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai cara pandang hidup yang berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik pedesaan tersebut dan adat istiadat masyarakat Kampung Dukuh. Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat.Idealisme itu berpengaruh kepada bentukan bangunan di Kampung Dukuh yang tidak membolehkan penggunaan dinding dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca. Hal ini dilandasi alas an bahwa hal yang bersifat kemewahan akan mengakibatkan suatu sistem masyarakat menjadi tidak harmonis.
Keunikannya adalah keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat. Terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah yang bertingkat. Setiap tingkatan terdapat sederetan rumah yang membujur dari Barat ke Timur. Upacara Moros salah satu manisfestasi masyarakat Kampung Dukuh yaitu memberikan hasil pertanian kepada pemerintah menjelang Idul Fitri dan Idul Adha. Ciri khas lainnya tidak terpengaruh/tergoyahkan oleh kemajuan zaman, seolah-olah tidak mengenal perkembangan ilmu dan teknologi.
Kampung Dukuh merupakan area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai cara pandang hidup yang berlandas pada sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik pedesaan tersebut dan adat istiadat masyarakat Kampung Dukuh. Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat.Idealisme itu berpengaruh kepada bentukan bangunan di Kampung Dukuh yang tidak membolehkan penggunaan dinding dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca. Hal ini dilandasi alas an bahwa hal yang bersifat kemewahan akan mengakibatkan suatu sistem masyarakat menjadi tidak harmonis.
Terdapat juga hari-hari penting dan hari besar Kampung Dukuh, seperti :
- 10 Muharam
- 12 Maulud
- 27 Rajab
- 1 Syawal
- 1 Syawal Idul Fitri
- 10 Rayagung
Hari-hari penting :
- Hari Sabtu (Pelaksanaan Ziarah)
- Rebo Welasan (Hari terakhir pada bulan Sapar dimana semua sumber air yang digunakan oleh masyarakat diberi jimat sebagai penolak baladan, biasanya diwajibkan mandi)
- 14 Maulud (Pada hari ini dipercaya adalah hari yang paling baik untuk menguji dan mencari ilmu kepada para guru dengan melakukan cebor opat puluh)
- 30 Bewah (menyiapkan puasa di bulan Ramadhan)
Komentar
Posting Komentar